Selasa, 30 Maret 2010

Motivasi Orang Membuat Virus Dan Perusakan


Cobalah anda berpikir secara sehat, untuk apa membuat virus atau melakukan perusakan pada situs-situs tertentu yang tidak ada hubungan dengan anda. Setiap orang yang belajar komputer pastinya dia ingin hebat dan menunjukan dirinya kalo bisa membuat virus dan menghack situs-situs tertentu. Jika dikembalikan ke nurani anda, apakah anda merasa bangga bisa membuat virus dan orang lain yang tidak tahu-tahu menjadi biang kerusakan dari keisengan anda. Belum lagi anda punya pikiran, biarlah karena sudah ada antivirus. Namun pembuat virus selalu berusaha agar virusnya tidak terdeteksi. Setiap anda mampu membuat virus yang berbahaya, anda pasti ingin membuatnya yang lebih ganas lagi dan kalo bisa tidak ada satupun antivirus yang bisa menangkalnya.
Bertahun-tahun saya terlibat dalam security/keamanan data pada bidang-bidang tertentu, baik sebagai pribadi maupun konsultan, persoalan virus selalu menyita perhatian saya. Buruknya virus membuang buang waktu produktif saya, yang seharusnya waktu tersebut bisa digunakan untuk hal-hal positif seperti mendidik anak-anak kecil belajar komputer agar masa depan mereka sedikit lebih cerah. Niat baik tidak selamanya bisa terlaksana dengan baik. Ya itulah realitas hidup.
Coba anda bayangkan jika anda mempu membuat sebuah virus ganas dan menyebar kemana-mana, banyak orang menyumpahi anda, diujung sebelah sana, ada anak yang susah payah menempuh pendidikan dan dalam proses pembuatan skripsi, namun datanya amblas karena ulah virus buatan anda, bukankah anda sama saja membunuh salah satu anak bangsa ini untuk membangun masa depannya. Di lain kejadian, ada anak sekolah SMA yang hendak membuat tugas sekolah, komputernya mogok tidak mau bekerja karena ulah virus sialan buatan anda, apakah anda masih tega. Mereka menangis karena keisengan pembuat virus. Bagi beberapa perusahaan, virus merupakan momok yang paling menyebalkan, kerugian secara materi bisa dalam ratusan bahkan jutaan dollar. Walau mereka badan usaha toh mereka juga tidak pernah luput dalam andil membangun bangsa ini lewat membayar pajak.
Membuat virus yang merusak bagi saya pribadi adalah orang yang tidak mengenal perikemanusian dan perikomputeran, karena justru korbannya malah orang tidak bersalah. Mengapa membuat virus selalu merusak, mengapa tidak membuat virus yang bemanfaat, seperti memberitahu menutup lubang keamanan jaringan, atau membuat download lebih stabil. Bukankah mereka tahu bagaimana caranya memperlambat komputer dan programnya dibalik secara logika dan virus buatannya malah mempercepat komputer.
Apalagi ada cracker yang terang-terangan melakukan deface ke beberapa situs tanpa ada tujuannya, unjuk gigi memang perlu tapi tidak perlu dengan cara merusak, karena itu merupakan tindakan yang tidak baik. Malah justru merugikan jika ada sebuah web rumah sakit yang melayani konsumen terganggu, ketika seorang konsultan kesehatan melayani konsumen yang mengeluh penyakitnya kambuh, ketika jaringan diserang  dan tidak bisa melakukan proses interaksi. Bukankah itu sama saja membunuh orang tidak bersalah.
Saya pribadi jika ditanya orang, mampukah membuat virus ? saya akan bilang, saya mampu, namun saya akan bertanya balik, untuk apa membuat virus merusak ? atau juga beberapa hari yang lalu ada yang bertanya bagaimana cara mendeface sebuah web, atau membobol rekening tabungan orang lain agar rekening dirinya bertambah. Saya hanya mengelus dada, saya belajar komputer agar membuat orang lain yang tidak mengerti komputer bisa mengerti dan saya berharap mereka lebih baik dan lebih pintar dari saya. Saya tidak akan mengajarkan orang lain dengan cara merusak walaupun saya mampu mengajarkan sesuatu yang mengerikan untuk itu.
Sudah banyak orang yang belajar dengan saya, mereka duduk manis sebagai seseorang yang berguna bagi bangsa ini, terkhusus mampu menghidupi keluarga dari apa yang pernah saya ajarkan. Namun ada pula yang tersesat dengan jalan merusak dan membuat virus ganas hanya demi sebuah identitas. Dia merasa bangga bisa membuat virus ganas dan mencur data orang lain. Ini sama saja saya mendidik seorang menjadi maling dan menampar muka saya. Sedih juga, sejak awalnya saya selalu menekankan “Jangan Merusak”. Namun kingintahuan telah kalah dengan keisengan yang berujung pada sebuah kenyataan menjadi seorang perusak.
Menjadi maling tidak ada nilainya bahkan memalukan sekalipun kita melakukan lewat internet, saya akan selalu mengelak jika ada orang bertanya menjurus yang tidak seharusnya tidak dilakukan. Sebagai seorang konsultan jaringan saya hanya menggunakan ilmu saya sebatas menjajal seberapa tangguh jaringan klient saya, karena untuk itulah saya dibayar.

1 komentar: